Pengertian Ontologi
Ontologi
menurut Aristoteles berasal dari dua kata yaitu on yaitu keberadaan atau esensi dan logos yaitu ilmu. Jadi pada intinya ontologi adalah ilmu yang
mempelajari keberadaan suatu benda atau disebut dengan The Theory of Being Qua Being yaitu teori tentang keberadaan
sebagai keberadaan (Sumarna, 2006).
Secara istilah, ontologi adalah ilmu yang mempelajari tentang hakikat
keberadaan suatu benda yang bersifat terlihat dan tidak terlihat. Menurut Sidi
Galzaba, Ontologi mempersoalkaan sifat dan keadaan terakhir daripada kenyataan karena
itu disebut ilmu hakekat, hakekat yang bergantung pada pengetahuan ilmu alam
atau fisika memikirkan yang nyata tanpa mempersoalkan hakekatnya, ontologi (ilmu
hakekat) justru mempersoalkan hakekat itu, dengan memisahkan secara tajam
antara subjek dan objek (Gazalba, 1973). Ontologi jika
dikaitkan dengan keilmuan berarti ilmu yang mempelajari keberadaan suatu ilmu
pengetahuan mulai dari asal muasalnya hingga konsep-konsep apa yang
membangunnya dengan ditelaah secara kritis agar diketahui keberadaan
sesungguhnya.
Ontologi adalah sebuah
ilmu yang mempelajari hakikat keberadaan suatu benda dimana untuk mengetahui
benda tersebut diperlukan panca indera. Maka dari itu, terdapat suatu
perdebatan dalam ontologi bahwa apakah semua yang kita lihat adalah suatu
penampakan tunggal dari satu sumber ataukah memang suatu realitas yang berdiri
sendiri.
Ruang lingkup ontologi menurut Van Cleve Moris
terbagi menjadi 4 ruang lingkup yaitu mengetahui keberadaan suatu benda
sesungguhnya, mengetahui seberapa pentingnya benda itu ada, mengetahui apa saja
fungsi yang membedakan, dan mengetahui apakah semua itu ada. Dalam
ontologi dikenal beberapa aliran seperti monoisme, dualisme, pluralisme,
nihilisme, dan agnotisisme. Namun secara garis besar aliran tersebut memiliki
cara tersendiri untuk menjawab pertanyaan dalam ontologi yaitu:
·
Apakah yang ada itu?
·
Bagaimana yang ada itu?
·
Dimanakah yang ada itu?
Berikut merupakan penjelasan singkat
mengenai aliran-aliran ontologi:
·
Monoisme, yaitu aliran ontologi yang
meyakini bahwa semua yang ada di dunia ini berasal dari satu sumber.
Benda-benda yang ada di dunia ini tidak mungkin dapat berdiri sendiri dan pasti
ada sumbernya. Adapun tokoh dari aliran ini adalah Plato. Monoisme terbagi
menjadi dua yaitu materialisme dan idealisme. Materialisme menganggap bahwa
sumber asal adalah materi, bukan rohani. Sedangkan idealisme menganggap bahwa
di dalam materi terdapat sesuatu yang tidak terlihat namun dapat diketahui
keberadaannya.
·
Dualisme, yaitu aliran ontologi yang
meyakini bahwa semua yang ada di dunia ini berasal dari dua hakikat diantaranya
hakikat yang menjadi sumber dan hakikat yang berdiri sendiri dan bersifat
bebas. Tokoh dari aliran ini adalah Descartes.
·
Pluralisme, yaitu aliran ontologi yang
meyakini bahwa semua yang ada di dunia ini berasal dari banyak hakikat. Adapun
tokoh dari aliran ini adalah Anaxagoras dan Empedocles.
·
Nihilisme, yaitu aliran ontologi yang
meyakini bahwa tidak ada yang nyata dalam dunia ini. Gorgias (485-360 SM) yang
memberikan tiga proposisi tentang realitas. Pertama, tidak ada sesuatupun yang
eksis. Kedua, bila sesuatu itu ada, ia tidak dapat diketahui. Ketiga, sekalipun
realitas itu dapat kita ketahui, ia tidak akan dapat kita beritahukan kepada
orang lain. Tokoh lain aliran ini adalah Friedrich Nietzche (1844-1900 M).
·
Agnotisisme, yaitu aliran yang
mengingkari manusia untuk mengetahui sesuatu hakikat benda karena manusia
sendiri belum dapat menjelaskan benda tersebut secara konkrit.
Sumber:
Gazalba, S. (1973). Sistimatika
Filsafat Pengantar kepada Teori Pengetahuan. Jakarta: Bulan Bintang.
Sumarna, C. (2006). Filsafat Ilmu
dari Hakikat Menuju Nilai. Bandung: 47.
0 komentar:
Posting Komentar