Pages

1 komentar

Pendidikan: Antara Kreatifitas, Seni, Tantangan Sekarang dan Masa Depan

Gagasan ini sebenarnya muncul dari diskusi yang sangat bisa dikatakan "berisi" antara saya, kedua paman saya, dan satu teman dari paman saya, jadi ada empat orang yang terlibat dalam diskusi tersebut. Paman saya yang pertama, dia adalah seorang seniman yang kreatif dan sangat ahli di bidang membuat patung. Selain menjadi seniman dia juga ahli dalam dunia enterpreneurship. Paman saya yang kedua, dia seorang dosen FSRD (Fakultas Seni Rupa dan Desain) di salah satu unversitas swasta di Jakarta yang sangat getol dan sangat semangat jika berbicara tentang dunia pendidikan ke depannya. Terakhir adalah teman dari paman saya, sebut saja Pak Andi. Dia adalah dekan FSRD di universitas swasta tempat paman saya mengajar. Di sini saya akan berbagi ilmu dari apa yang telah kami diskusikan. Namun tentunya tidak semua diskusi tersebut saya tulis, hanya sedikit saja dan dengan adanya sedikit perubahan.

Sebenarnya ada banyak yang dibicarakan dalam diskusi tersebut mulai dari masalah relasi, investasi, MLM, bahkan jurusan kuliah yang saya ambil (kriminologi) pun larut dalam diskusi tersebut dan masih banyak lagi yang didiskusikan. Namun di sini ada suatu bagian hal yang menarik dari diskusi tersebut yaitu tentang hubungan kreatifitas dan seni dalam menghadapi tantangan masa depan tentunya dalam konteks pendidikan. Mengapa masa depan? Ada apakah dengan masa depan? Dari diskusi kami, kami memandang bahwa masa depan itu sarat dengan minimnya sumber daya alam. Tambahnya, paman saya berkata bahwa diperkirakan minyak bumi di Indonesia akan habis pada 60 tahun mendatang. Entah darimana paman saya mengetahui hal tersebut dengan sumber yang tidak jelas, pokoknya saya percaya saja. Intinya, contoh kecil ini selayaknya secara tidak langsung merupakan sebuah warning bagi masyarakat Indonesia yang nantinya akan lebih dituntut untuk menguras pikiran dalam menyelesaikan masalah ini. Nah apabila berbicara kelangkaan, tentunya kreatifitas dan seni dalam dunia pendidikan sangatlah berperan penting.

Kreatifitas dan Seni
Sebelum membicarakan apa itu kreatifitas dan apa itu seni. Kita harus membedakan dua istilah tersebut terlebih dahulu supaya ada suatu pembedaan yang jelas antara keduanya. Kreatifitas yang mempunyai kata dasar "kreatif" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu, memiliki daya cipta, pekerjaan yang menghendaki kecerdasan dan imajinasi. Sedangkan seni adalah sebuah keahlian untuk membuat karya yang bermutu tinggi. Lalu apa hubungan dari kedua hal tadi? Hubungannya adalah seni haruslah kreatif  dan kreatif harus seni. Orang yang berkencimpung dalam dunia seni jika tidak kreatif maka hasil seni yang dihasilkan akan monoton dan nantinya siapa saja yang melihat hasil seni tersebut tidak ada suatu yang menarik di dalamnya. Begitupula dengan orang yang kreatif, maka sesuatu hal yang dihasilkan tidak akan bernilai tinggi dan hanya bernilai guna saja. 

Dalam dunia pendidikan dewasa ini mulai dari tataran TK, SD, SMP, dan SMA/SMK, jarang sekali kreatifitas dan seni itu muncul. Ini merupakan suatu hal yang memprihatinkan karena sekolah sebagai penggerak kemajuan bangsa dalam jangka panjang dalam realitanya kebanyakan sekolah hanya mengajarkan materi yang sarat dengan intelektual saja. Siswa hanya di "uplek-uplek" dengan mata pelajaran sekolah hingga siswa sampai malas belajar hingga akhirnya menjadi bodoh. Salah satu bukti riil dari salahnya sistem di sekolah adalah peringkat kelas. Hanya siswa yang mempunyai intelektual yang tinggi yang dapat memperoleh kedudukan peringkat tertinggi. Seharusnya sistim pendidikan juga memperhatikan aspek-aspek yang lain seperti kreatifitas, seni, tingkah laku, moral dan lain-lain. Kemudian perspektif masyarakat tentang orang yang pintar. Kebanyakan masyarakat dan ironinya guru juga masih memandang siswa yang pintar adalah siswa yang mampu mengikuti ajaran kelas dengan baik dan mendapatkan nilai yang tinggi secara akademis. Hal tersebut tidaklah salah tetapi juga tidaklah betul, siswa yang pintar dalam arti sebenarnya adalah siswa yang mempunyai insiatif tinggi untuk mengikuti pelajaran sekolah namun di sisi lain juga mempunyai jiwa seni dan kreatif dalam menjalankan kegiatan di sekolah. Sekolah seharusnya mampu melihat ke depan apa yang mungkin terjadi di masa depan, mampu menjawab tantangan di masa depan yang sarat dengan permasalahan yang kompleks khsusunya sumber daya alam yang semakin menipis sehingga sangatlah dibutuhkan sumber daya manusia yang mempunyai seni dan kreatifitas yang mumpuni untuk megatasi masalah sumber daya alam. Dalam diskusi kami, kami pemprediksikan bahwa di dunia ini akan terjadi perebutan sumber daya alam yang terbatas sehingga sangat diperlukan SDM yang mampu menyiasati dan nantinya dapat menemukan sumber daya baru (discovery and invention) jika sumber daya sudah habis. Menemukan sumber daya baru bukanlah suatu hal yang mudah, diperlukan SDM yang berkualitas dimana seni dan kreatifitas mulai bermain di sini. 

Di tataran yang lebih tinggi yaitu universitas, seni dan kreatifitas  sangatlah berperan penting khususnya untuk menjawab permasalahan jangka pendek, karena setelah lulus diharapkan siap masuk pasar kerja. Kadang di pikiran kita masih terbayang mengapa banyak sekali sarjana yang menganggur. Sebenarnya ini salah sarjana atau sistemnya? Tidak sepatutnya kita menyalahkan kedua hal tersebut. Namun di sini diskusi kami lebih menyoroti di kesalahan sistemnya dimana unsur seni dan kreatifitas kurang diperhatikan dan ini kemungkinan besar merupakan faktor gagalnya seorang sarjana untuk menjadi orang yang "sukses". Karena di dalam diskusi kami semuanya adalah orang seni maka di dalam konteks universitas, jurusan seni rupa dan DKV-lah (Desain Komunikasi Visual) yang kami singgung. Menurut paman dan teman paman kami dengan segala data yang mereka punya, mereka berkesimpulan bahwa lulusan dari jurusan tersebut yang terserap ke pasar kerja telah meningkat secara signifikan. Hal ini menujukkan bahwa seni dan kreatifitas sangatlah dibutuhkan dalam pasar kerja dewasa ini. Sebenarnya tidak hanya jurusan seni rupa dan DKV saja yang mempunyai kesempatan untuk menjadi "sukses", semua jurusan bisa, tergantung dari diri sendiri dan sistem yang tepat. Paman saya pernah berkata ada salah satu universitas swasta yang terkenal di daerah Bekasi terdapat sebuah sistem pendidikan yang bagus dimana syarat untuk lulus untuk menjadi sarjana selain lulus skripsi juga harus berhasil merintis sebuah usaha yang dimulai saat menjadi mahasiswa. Ini memanglah sulit tapi paling tidak dapat memacu mahasiswa untuk berpikir kreatif dan menjunjung nilai "seni". Ini merupakan contoh kecil dari sistem pendidikan yang harus ditiru oleh universitas-universitas lain dimana seni dan kreatifitas harus lebih ditekankan lagi kepada mahasiswa supaya nantinya setelah lulus dapat menjadi seseorang yang mandiri.

Sebenarnya masih banyak yang kami diskusikan pada waktu itu tapi setidaknya tulisan di atas dapat memberikan sedikit gambaran tentang apa yang kami diskusikan. Semoga bermanfaat.

0 komentar

Pergi Melaut

Pergi melaut...
Apa yang ada di pikiran kalian tentang seorang pelaut?
Apakah pelaut itu bepawakan kekar?
Apakah pelaut itu berbadan besar?
Apakah pelaut itu "kuat"?
Seperti layaknya seorang popeye si pelaut?

Tetapi itu lain halnya dengan para nelayan
Mereka juga pelaut
Namun mereka berbeda dengan pelaut yang kita kenal
Tidak berpawakan kekar
Tidak badan besar
Mereka diihat pun tidak sekuat seperti popeye yang kita kenal

Tampaknya kita melupakan pelaut ini

12 komentar

Pengalaman Misterius di Terowongan Benteng Pendem Cilacap

Benteng Pendem? Kalian pernah dengar apa itu Benteng Pendem? Baiklah akan ku ceritakan sedikit tentang Benteng tersebut. Benteng Pendem dari sedikit yang ku ketahui adalah benteng pertahanan militer di Cilacap peninggalan kolonial Belanda saat masih menjajah Indonesia. Berfungsi sebagai pertahanan darat dan laut mengingat benteng ini berada di pantai (Sekarang bernama Pantai Penyu). Benteng ini sempat digunakan pula oleh Jepang pada masa kependudukannya. Benteng ini sangat luas banyak bangunan-bangunan yang menarik yang masih utuh seperti barak, klinik, penjara, pintu gerbang, ruang rapat, tempat meriam dan satu lagi yang menarik perhatianku yaitu terowongan. Terowongan yang penuh misteri. Dari sedikit pengamatanku tentang terowongan ini, terowongan Benteng Pendem menghubungkan pantai di luar benteng dengan dalam benteng yang berguna untuk memudahkan akses keluar masuk pasukan Belanda. Di dalam terowongan ini sangatlah gelap dan dasar terowongan sudah dimasuki oleh air laut yang berada dari pantai, suara gemuruh ombak pun terdengar dari terowongan ini. Aku, ayahku, dan omku yang dari Cilacap mencoba memasuki terowongan tersebut, dua adikku menunggu di luar. Aku mencoba mengambil gambar dari dalam terowongan tersebut dengan bersenjatakan Nikon 12 Megapixelku itu. Namun suatu hal aneh terjadi, saat aku mengambil foto, foto itu selalu blurr tidak jelas. Padahal kamera itu sudah ku set untuk mengambil gambar di dalam ruangan yang gelap, tetap saja tidak bisa ku ambil gambar secara sempurna walau ku coba berkali-kali. Memang sih katanya dulu di sini pernah terjadi pembantaian yang dilakukan penjajah Belanda terhadap para pejuang kita. Aku yakin terowongan ini “berpenghuni” sehingga peghuni tersebut tidak bersedia “rumah”nya diambil gambarnya olehku dan sayangnya hasil foto blurr itu aku hapus semuanya karena takut nanti terjadi apa-apa. ( Sabtu, 24 September 2011)