Pages

Balipacker

Berakhir pula perjalanan liburan di Pulau Dewata yang diwarnai dengan rasa senang meski rasa prihatin pun datang. Bersama rekan-rekan dari sastra rusia seperti yuli yang merupakan teman satu kontrakan saya. Lalu si doni dan arif dua teman yang sering main ke kontrakan, dan tiga teman cewek yang baru kenal dan ternyata pernah main ke kontrakan tapi saya kurang memperhatikannya yaitu rani, firdha dan riri. 

Memilih Kota Jogja tepatnya di Stasiun Lempuyangan adalah pilihan tepat bagi kami untuk bertemu dan berangkat bersama menuju Pulau Bali. Sekitar pukul 8.30WIB Kereta Api Sri Tanjung pun membawa kami dari Kota Jogja menuju Kota Banyuwangi. Perjalanan sangat lama sekitar 14 jam lebih, mungkin membosankan namun bagi saya pribadi adalah perjalanan yang menyenangkan. Ditemani oleh teman-teman, Marcos teman saat cari angin di pintu kereta asal Spanyol dan sepasang bapak ibu yang duduk di depan saya dengan ramah mereka mengajak saya mengobrol sembari mengisi kekosongan waktu di kereta.

Waktu menunjukkan sekitar pukul 22.00 WIB, telah sampai kami di Stasiun Banyuwangi Baru yang tak lain merupakan stasiun paling ujung timur di Pulau Jawa. Karena letaknya yang terintegrasi dengan pelabuhan maka membuat kami merasa lebih mudah menuju Pelabuhan Ketapang untuk melakukan penyeberangan Selat Bali. Sebelum kami menyeberang, kami menaiki bus patas AC jurusan Jember-Denpasar. Sungguh terkejut setelah saya masuk bus, segerombolan orang asing telah memasuki bus terlebih dahulu. Mereka sekitar 10 orang yang terdiri orang kulit putih, negro, afrika, dan jepang yang duduk di bus belakang.

Sampailah kami di terminal Mengwi sekitar subuh yang disambut dengan kekosongan dan kesunyian. Lalu kami memutuskan untuk segera pergi ke Kota Denpasar menggunakan mobil sewaan. Alangkah sedihnya ketika kami sampai di penginapan yang kami cari karena kamar tidak ada yang kosong. Dengan keadaan capek, lemas, lapar, ngantuk, dan belum BAB membuat kami agak stress. Dengan proses yang rumit, panjang dan tidak perlu diceritakan di sini akhirnya kami mendapatkan penginapan yang cukup nyaman di siangnya.

Untuk hari pertama, kami pun memulai petulangan di sore hingga malam hari. Hiruk pikuk di Legian, Kuta seperti tidak pernah mati, semakin malam semakin memuncak. The City never sleep mungkin orang bilang. Malam hari itu kami habiskan dengan berjalan-jalan sepanjang Pantai Kuta dan Jalan Legian, makan, dan foto-foto sebentar. Hingga waktu tengah malam, kami pulang ke penginapan untuk rehat sejenak mengumpulkan tenaga untuk hari esok.

Hari kedua merupakan hari yang full untuk menjelajahi Kota Denpasar dan sekitarnya dengan motor sewaan. Walau cuaca pada hari itu sangatlah mendung, kami tak mengurungkan niat sekalipun untuk pergi. Pertama kami menuju GWK (Garuda Wisnu Kencana), seperti layaknya jalan-jalan biasa kami menikmati keindahan patung Dewa Wisnu yang berada di atas buki. Lalu ke Uluwatu menikmati indahnya pantai jurang dan debur ombak pantai yang masih bersih tampak biru putih dan sangat indah sekali. Terakhir kami pergi ke Tanah Lot menikmati sunset dan ombak-ombak yang membasahi kaki kami. Memang hari itu hanya tiga tempat yang dapat kami nikmati, namun juga banyak kejadian yang menyenangkan di saat perjalanan sehingga menambah kesan indah di dalamnya.

Ketiga adalah hari terakhir di Pula Bali, kami waktu itu hanya pergi ke Sukawati untuk membeli oleh-oleh. Teman-teman membeli beraneka ragam, namun saya hanya membeli satu kerajinan yang terbuat dari bambu (saya lupa namanya) ketika diterpa angin akan mengeluarkan bunyi yang sangat merdu. Ketika kami pulang ke penginapan untuk check out ternyata kami menemui masalah, Doni, Arif, dan Firdha terkena tilang polisi karena melanggar lampu lalu lintas. Dengan proses yang belibet akhirnya masalah tersebut dapat teratasi dan kami langsung check out dari penginapan.

Kami akhirnya pulang ke Pula Jawa, sedih memang tetapi tambah sedih ketika uang saya hilang 250 ribu ketika makan siang di perjalanan pulang. Seseorang telah mengambil uang saya, saya menyadari kemudian bahwa pelakunya adalah seorang sopir taksi blue bird yang memesan makanan di sebelah saya. Apa daya setelah kecopetan saya tidak bisa melakukan apa-apa dan hanya mengiklaskan saja. Sungguh beruntung memang walau saya kecopetan, ternyata kartu ATM, KTM, KTP dan sebagainya ternyata masih lengkap. 

Saya akhirnya berpisah dengan teman-teman di Stasiun Solojebres. Sebenarnya setelah di Bali, saya bersama teman-teman ingin ke Jogja untuk bermain di sana selama sehari. Namun karena kocek sudah habis karena dilalap sopir taksi, saya dengan berat hati harus pisah di Solo. Mereka setelah dari Jogja nantinya akan pulang ke Jakarta kecuali si Yuli karena dia dari Madiun.

Alala, Rani, Riri, Firdha, Yuli, dan Doni (Kuta Beach)

Arif, Firdha, Rani, Riri, dan Yuli (Kuta Beach)

btemplates

2 komentar:

Maria Anastasia mengatakan...

wah nggak ngajak-ngajak nih ke Bali? hehe
total akomodasi sama transportasi abis berapa, La?

Alala Muliba mengatakan...

whaha. sorry kak.
Kalo totalnya sih sekitar 400an (semuanya kecuali makan)..
Tapi untuk rincian detailnya yang punya si yuli
karna dia yang jadi koordinatornya. hehe.

Posting Komentar