Pages

Polri Bodoh Jika Pertahankan Anak Menteri

Kepolisian Negara Republik Indonesia
"Sebagai mahasiswa yang selalu setia mengikuti perkembangan Polri, saya merasa kecewa dengan tindakan pilih kasih kepada anak Menteri Kordinator Perekonomian Hatta Rajasa. Saya menilai bahwa Polri sangatlah bodoh dalam melakukan proses hukum kepada anak menteri tersebut. Entah mengapa saya sampai berani mengatakan bodoh kepada institusi berseragam coklat tersebut, mungkin karena kejengkelan saya atas pekoknya Polri" 

Masih ingatkan dengan kasus tabrakan yang melibatkan Afriani Tugu Tani, model cantik  Novi Amalia, dan Saiful Jamil? Mereka merupakan para pelaku tabrakan yang divonis bersalah oleh hakim tanpa proses yang bertele-tele. Jujur waktu itu, Polri saya acungi jempol karena dapat menyelesaikan kasus dengan cepat dan tepat (iyalah mereka tidak memiliki power). Masyarakat yang sudah gregetan karena ulah para penabrak akhirnya dapat diredam karena para pelaku sudah dijerat hukum dengan semestinya. Namun apa yang terjadi jika pelakunya seorang anak menteri? Polri seolah diam tanpa  kata dan tindakan. Bodoh! Saya tekankan lagi, jika kita survei dengan tingkat kepercayaan masyarakat kepada Polri, jujur saja masyarakat sudah sangat-sangat tidak percaya dengan institusi Polri. Masyarakat sudah muak dengan segala perbuatan Polri. Diskresi tapi bayar, korupsi simulator SIM, uang sogokan masuk Polri, kongkalikong dengan oknum tidak bertanggung jawab, masalah dengan KPK, teroris yang selalu diduga, dan masih banyak lagi cacatnya Polri. Sekarang saya tanya, apa prestasi Polri di mata masyarakat? Kecacatan ini tentunya akan melukai tingkat kepercayaan masyarakat dan membuat Polri semakin mengkeledaikan diri. Sudahilah segala kecacatan ini! 

Dengan kasus anak menteri ini sebenarnya dapat menjadi peluang Polri untuk meraih simpati masyarakat ketika Polri mampu menjadi pahlawan masyarakat di tengah badai kekuasaan. Dengan memberantas segala perbedaan dan ketidakdilan karena jabatan, pangkat, kedudukan atau strata yang lain, maka masyarakat akan menjadi percaya lagi kepada Polri. Sudahlah jangan  pasang badan dan jangan melawan masyarakat. Pemerintah tanpa masyarakat bukanlah apa-apa, tapi masyarakat masih bisa hidup tanpa pemerintah, maka janganlah lawan masyarakat. Lawanlah pemerintah yang tidak adil itu. Janganlah lawan people power, nanti kena batunya sendiri! Sebenarnya jika Polisi masih bersikukuh membela anak menteri tersebut, jujur saja sama dengan Polri bunuh diri. Maka harusnya Polri jangan takut sama menteri bahkan presiden sekalipun jika mereka bersalah, kalaupun dikecam maka semua elemen masyarakat akan mendukung Polri. Semua elemen masyarakat dari rakyat kecil, mahasiswa, LSM dan semuanya pasti akan mendukungmu, jangan takut! Maju teruss! Tegakkan hukum secara adil! 

Sekarang ini mulai muncul perusahaan yang muncul dalam bidang keamanan di Indonesia. Tidak usah disebutkan satu per satu nama perusahaan tersebut dan parahnya ada perusahaan asing. Mereka bekerja secara profesional dan semua orang yang mengakui keprofesionalan mereka. Sebagai seorang pebisnis, mereka tentunya akan melihat peluang ketika Polri semakin cacat. Mari kita bayangkan ketika perusahaan tersebut nantinya akan membuat perusahaan dalam bentuk penegakan hukum seperti polisi dan akan menjadi institusi tandingan Polri. Bayangkan ketika banyak sekali jasa penyidik dan penyelidik bertaburan di negeri ini yang memiliki kualitas lebih hebat, didukung oleh dana perusahaan asing dan sarana yang lebih canggih daripada Polri. Mau dibawa kemana wajah Polri? Mau emang kejadian kaya di Belfast dengan paramiliternya? Yakinlah ketika penegak hukum tidak dapat menjamin keadilan, maka masyarakat akan mencari keadilan sendiri kepada orang/institusi lain (perusahaan keamanan). Ketika semua masyarakat tidak percaya dengan Polri maka tamatlah Polri.


btemplates

2 komentar:

hendik mengatakan...

Ya itulah gan uang selalu berbicara, aku yakin dinegara manapun akan sma saja.

Alala Muliba mengatakan...

haha. benar mas. mari kita lihat bagaimana akhir ceritanya

Posting Komentar